Bukit kapur di ujung Desa Krakitan Bayat awalnya adalah lokasi tambang kapur. Oleh masyarakat setempat bekas penambangan itu menyisakan tebing terjal hampir tegak lurus siku 90 derajat. Tebing bekas penambangan ini kemudian oleh komunitas wisata desa wisata setempat disulap menjadi obyek wisata yang dari hari ke hari kian digemari masyarakat.
Slamet Riyadi warga Sidorejo, Krakitan Bayat sekaligus anggota DPRD Klaten kmenjelaskan wisata Patrum dikunjungi wisatawan 100 sampai 200 orang tiap hari. Sebagai promosi oleh pengelola pengunjung belum dikenakan tarif. Sebagian besar pengunjung memanfaatkan wisata Patrum aktifitas selfie berlatar bukit kapur. Selain itu kata Slamet Riyadi tidak sedikit pelajar, mahasiswa dan anggota SAR menggunakan tebing Patrum sebagai arena berlatih rock climbing. Keberadaan wisata Patrum nantinya akan melengkapi wisata desa Krakitan seperti warung apung Rowo Jombor dan bukit Sidoguro sebagai paket desa politan Krakitan- Jomboran- Jimbung.
Supardjo sekaligus Kepala Dusun Desa Krakitan Bayat mengatakan pengelolaan wisata Patrum Krakitan akan diserahkan kepada Badan Usaha Milik Desa Krakitan seiring pengembangan Segitiga Desa Politan yakni Jumboran – Jimbung – Krakitan. Minimal keberadaan wisata Patrom membuka ruang usaha warga sekitar dengan adanya warung-warung kecil dan warga yang menjajakan produk lokal seperti batik, lurik dan souvenir lainnya. Pengembangan ke depan adalah penambahan tempat peristirahatan gazebo dan pengamanan di jalur pendakian ke puncak tebing agar pengunjung lebih aman.
Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Eka Putra Sandjaya didampingi Plt Bupati Klaten Sri Mulyani dan Prof Suratman dari UGM Yogyakarta mencanangkan Kawasan Desapolitan dan Desa Wisata Inovatif berbasis Bundes di Desa Jomboran Klaten (Sabtu,28/10/17). Bahkan Menteri Eka Putra Sandjaya berkesempatan meresmikan dibukanya obyek wisata Patrum dengan menandatangani prasasti didampingi Plt Bupati Klaten Sri Mulyani dan Prof Suratman dari UGM (focusklaten)
Tidak ada komentar: